Arsip untuk September, 2010

sebuah karya

Seperti timbul tenggelam sebuah inspirasi berjingkrakkan lalu terhembus entah kemana mati dalam tari.  Jika ada suatu ungkapan “yang muda yang berkarya” janganlah terlalu kita risaukan. Dalam praktiknya yang muda yang belajar lalu tua tinggal menunggu ajal sebelum menjadi dewa. Kita merengguk ratusan lembar buku dan mendengar deras jutaan nasihat dan ajaran, tak satu pun yang tertinggal menjadi darah dan airmata maka kita akan bisa melepaskan diri menjadi manusia biasa.

Karya tak pernah biasa lepas dari apa pemiliknya, karya yang ada akan menjadi abu bila kita hanya belajar dari debu. Tak lepas dari itu semua karya hanya seonggok benda yang keluar dari kepala dan dada. Karya bernilai jika ia mampu mengubah, melansir, menggugah tanpa bersuara nyinyir.

Marilah kita berkarya dengan cara kita sendiri, menyingkap dunia yang kita hendaki. Berkarya tidak sekedar ungkapan ekspresi dan ideologi namun juga adalah sebuah artefak yang akan terus berjalan bersama sejarah. Marilah kita berkarya untuk memberi bukan untuk menunjukkan jati diri. Mari kita coba untuk tanggalkan semua untuk sekedar mengerti untuk apa tujuan kita tercipta, dan untuk itulah karya ada.